"Semua apa yg pernah kurasakan ttgmu, benar atau salah menurutmu, kau akui atau kau hianati, terserah.... Aku akan puas setelah kau tau bahwa aku menulis cerita ttg kita, kau dan aku mjd bait dlm lagu2ku yg tercipta aku tak bohong...." Aku terus menatapnya dr sisi gelapku, takkan jemu rasanya. Tak lepas hasratku, aku ingin berlalu di hadapannya, mengharapkan satu kedipan mata dr alisnya yg jeli. Dan aku tak pernah menyangka sebelumnya dia secantik ini. Sejenak, ia luput dr pandanganku. Aku pun spt cacing kepanasan, mondar-mandir ditengah keramaian utk menemukan wajahnya. Begitulah perasaanku saat itu, tak ingin dia samar dr pandangan ku walau hanya satu kedipan mata. Bahkan jika ia tetap disana, akan kucarikan anak korek utk menopang pelupuk mataku agar tak mengatup. Tatkala sang puteri berlalu di depanku, hati ini bergetar seakan ada gempa berkekuatan 6 SR, tubuhku pun layu laksana rumput yg dipestisida dibwh teriknya sinar mentari. Ku akui aku tak kuasa lagi utk menatapnya
Komentar